Senin, 23 September 2013

Pengantar

Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam. Dialah yang mematikan. Dia maha kuasa atas segala sesuatu. Kehendak-Nya amat kuat dan tak ada yang sanggup mencegah nya. Salawat dan salam semoga tercurah pada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Kita tidak tahu kapan kita mati. Ada yang mati ketika baru lahir. Ada yang mati ketika remaja. Ada yang mati sampai umur lebih dari seratus tahun, ada penjenguk yang mati lebih dahulu dari pada yang di jenguknya. Kenyataannya lebih banyak yang mati di usia muda ketimbang mati di usia tua.

Kita tidak tahu masa depan kita, kita tidak tahu apakah Allah menakdirkan kita menjadi ahli syurga atau ahli neraka. Bisa saja jika dilihat dari luar kita ahli syurga tapi kenyataannya kita ahli neraka. Yang pasti -Jika kita ingin masuk syurga, kita harus beramal dan memohon rahmat-Nya. Imam Ibnu Qayyim mengatakan, dengan beramal shaleh kita akan terhindar dari siksa kubur, dan hanya dengan rahmat Allah kita terhindar dari siksa api neraka.

Apa kita benar-benar yakin jika amal kita cukup untuk bekal di hari kemudian? Apakah kita merasa yakin bahwa kita ahli syurga? Ada yang setiap hari hidupnya dihabiskan dengan ibadah dan amal shaleh, tetapi menjelang akhir masa hidupnya dia menjadi ahli hamba yang tersesat dan durhaka. Ada orang yang setiap hari hidupnya bergelimang kemaksiatan, tapi di akhir masa hidupnya, air matanya berlinang , mengenang dosa, takut kepada-Nya, menjadi ahli tobat dan munajat.

Rasulullah bersabda, “Sesengguhnya ada laki-laki yang tampak oleh manusia melakukan amal ahli syurga, tetapi sebenarnya dia termasuk ahli neraka. Sesungguhnya ada laki-laki yang tampak oleh manusia melakukan amal ahli neraka, tetapi sebenarnya dia termasuk ahli syurga.”(HP. Bukhari)

Abu Hasan bin Ahmad Al-Faqih berkata : Aku mendengar seorang laki-laki yang banyak berpuasa dan kuat beribadah, kemudian dia mendapat cobaan yang sangat berat dan dia tersesat (tidak sabar) dalam menghadapi cobaan itu.  Dalam keputus-asaannya itu ia berkata, “Dia (Allah) telah menimpakan kepadaku bermacam-macam bala bencana, walaupun dia memberiku syurga firdaus, surga itu tidak akan seimbang dengan apa yang telah menimpaku.

Tidaklah dari dunia yang akan di tinggal olehmu setelah mati, 
melainkan akan menjadi kesengsaraan dan penyesalan.
kalau kamu menginginkan, maka perbanyaklah, 
dan kalau kamu menginginkan sedikitkanlah. 
kalau kamu memperbanyak, 
berarti tidak memperbanyaknya selain penyesalan 
dan kalau kamu menyedikitkannya, 
berarti kamu tidak meringankan 
kecuali beban yang akan kamu tanggung di akhirat kelak.

Berharap cinta-Mu

 Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu

Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpa-Mu

Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip

Manusia terlena dalam buai tidur lelap

Pintu pintu istana pun telah rapat

Tuhanku, demikian malam pun berlalau

Dan inilah siang datang menjelang

Aku menjadi resah gelisah

Apakah persembahan malamku, Engkau terima

Hingga aku berhak mereguk bahagia

Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,

Demi kemahakuasaan-Mu

Inilah yang akan selalau ku lakukan

Selama Kau beri aku kehidupan

Demi kemanusian-Mu, 

Andai Kau usir aku dari pintu-Mu

Aku tak akan pergi berlalu

Karena cintaku pada-Mu sepenuh kalbu.